Merauke, Jubi – Menurut salah seorang pendamping anak-anak dari Distrik Ngguti, Urbanus Kiaf Yolmen, sebanyak 27 anak dari Kampung Nakias dan Salamepe, Distrik Ngguti, Kabupaten Merauke yang dibawa dari kampung mereka masing-masing oleh PT Dongeng Prabawa dan sekaligus diasramakan, guna melanjutkan studi dibangku SMP dan SMA, tidak diperhatikan dengan baik.
Menurut Yolmen, kurang lebih tujuh bulan, anak-anak itu tinggal di asrama di Gang Felubun. Hanya saja, kurang diperhatikan baik oleh perusahan yang telah melakukan kegiatan investasi di dua kampung itu.
“Selama ini, kalau anak-anak sakit, tidak dikontrol dengan baik. Sehingga harus mencari jalan sendiri untuk bisa berobat hingga sembuh. Selain itu, perusahan hanya memberikan beras, mie dan ikan kaleng serta ayam lima ekor untuk satu bulan,” kata Yolmen, saat ditemui Jubi di pelataran Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Merauke.
Pihak perusahan juga, kata Yolmen, berkomitmen hendak memberikan uang saku kepada setiap anak tiap bulan sebanyak Rp150.000. Namun yang baru diberikan tiga bulan. Sementara empat bulan, hingga sekarang belum diselesaikan. “Saya sudah berusaha menemui pimpinan perusahan, tetapi tak diresponi dengan baik,” tandasnya.
Persoalan lain yang terjadi, kata Yolmen, keamanan anak-anak kurang terjamin dengan baik. Orang dengan seenaknya keluar masuk di dalam asrama. Sehingga anak-anak-pun terganggu ketika akan belajar serta melakukan kegiatan lain. Mestinya pihak perusahan menempatkan orang disitu yang bisa melakukan penjagaan secara khusus.
“Memang selama ini ada dua orang termasuk saya mengawasi anak-anak saat belajar dan istirahat malam. Hanya saja, berulang kali ditegur, tetapi orang-orang dari luar tidak menghiraukan,” kata Yolmen.
Ditambahkan, mestinya PT Dongeng Prabawa harus mempunyai suatu komitmen untuk memberikan perhatian dengan anak-anak selama tinggal sekaligus mengenyam pendidikan. Karena sudah ada kesepakatan yang dibangun bersama masyarakat pemilik hak ulayat di kampung.
Bupati Merauke, Romanus Mbaraka dalam suatu pertemuan bersama masyarakat di Kampung Wayau beberapa waktu lalu mengatakan, apa yang menjadi kesepakatan perusahan bersama masyarakat sebagai pemilik hak ulayat, harus tetap ditindaklanjuti.
“Ya, tentunya berbagai fasilitas sosial termasuk bagaimana menyekolahkan anak-anak dari kampung-kampung, harus menjadi perhatian dan prioritas dari pihak perusahan. Sehingga masyarakat sebagai pemilik hak ulayat juga merasa ikut diberikan perhatian,” tegasnya. (Frans L Kobun)
Sumber: Tabloid Jubi http://tabloidjubi.com/2014/10/23/pt-dongeng-prabawa-melantarkan-27-anak-distrik-ngguti-merauke/
[awasMIFEE note: PT Dongin Prabhawa adalah anak perusahaan Korindo yang sejak 2011 membuka lahan di Merauke untuk mengembangkan perkebunan kelapa sawit]