Merauke, Jubi – Masyarakat di Kampung Sanegi [sering ditulis Zanegi], Distrik Malind, Kabupaten Merauke mengungkapkan kekecewaan mereka kepada PT SIS yang melakukan penebangan dan pengolahan pohon milik warga, Pasalnya setelah kurang lebih tiga tahun beroperasi, PT SIS tak melibatkan satupun warga kampung tersebut.
“Memang sejak tahun 2010 saat perusahaan mulai berjalan, kurang lebih 30 warga Kampung Sanegi direkrut dan diberdayakan di perusahaan. Namun, pada tahun 2012 silam, diberhentikan dengan alasan kegiatan penebangan tidak dilaksanakan lagi. Padahal, sampai sekarang penebangan berjalan terus,” ujar Kepala Kampung Sanegi, Ernes Kaize kepada Jubi di kampungnya Rabu (23/3/2016).
Kaize menuturkan, sudah tiga tahun ini, masyarakat sebagai pemilik hak ulayat tidak dilibatkan untuk bekerja. Padahal, sesuai kesepakatan bersama perusahaan, warga tetap dipekerjakan sebagaimana biasa sepanjang perusahaan tetap beroperasi.
Menyangkut luas lahan yang digunakan, Kaize mengaku, dirinya kurang mengetahui secara jelas. “Saya sudah coba meminta berapa hektar hutan milik masyarakat yang ditebang dan berapa yang belum, tetapi datanya tidak diberikan perusahaan,” kata dia.
Dia mengaku jika lahan yang ditebang, telah ditanam kembali dengan pohon. Tetapi belum semua dilakukan. “Kami berharap agar perusahaan mempunyai komitmen untuk bagaimana menanam pohon kembali yang telah ditebang,” ujarnya.
Sekretaris Kampung Sanegi, Arnold Basik-Basik membenarkan juga jika dalam tiga tahun terakhir, tidak ada lagi anak-anak dari kampung tersebut bekerja di PT SIS yang bergerak dalam bidang penebangan kayu sekaligus dibawa ke Boepe untuk diolah kembali dan dikirim keluar daerah. (Frans L Kobun)
Sumber: Tabloid Jubi http://tabloidjubi.com/2016/03/24/pt-sis-beroperasi-masyarakat-kampung-sanegi-tak-diberdayakan/
Daging Segar Komoditi Utama di Kampung Sanegi, Merauke
Merauke, Jubi – Dari waktu ke waktu,kehidupan masyarakat Kampung Sanegi, Distrik Malind Kabupaten Merauke tidak mengalami perkembangan. Masyarakat hanya menyandarkan hidup dari berburu rusa maupun kaswari untuk dijual dagingnya.
“Memang sumber pendapatan yang bisa didapatkan warga setempat adalah berjualan daging kaswari maupun daging rusa. Itupun tidak menentu. Karena rusa maupun kaswari jumlahnya sudah sangat berkurang,” katanya.
Hal itu terjadi akibat adanya aktivitas PT SIS yang melakukan kegiatan penebangan hutan sejak 2010 silam, ekosistem hutan perlahan-lahan berubah.
Sekretaris Kampung Sanegi, Arnold Basik-Basik menuturkan, selain daging, ikan mujair maupun kakap menjadi komoditas andalan masyarakat terutama pada musim hujan. Sedangkan pada musim kemarau, masyarakat bisa menangkap ikan gastor yang banyak ditemui dirawa. (Frans L Kobun)
Sumber: Tabloid Jubi http://tabloidjubi.com/2016/03/24/daging-segar-komoditi-utama-di-kampung-sanegi-merauke/