Merauke (SULPA) – Pesekutuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI) meminta Pemerintah Indonesia untuk menghentikan proyek Merauke Integrated Food and Energy Estate (MIFEE), sebab, akan menghilangkan kearifan lokal masyarakat pribumi suku Marind.
Menurut Sekretaris Umum PGI, Pdt Gomar Gultom, permintaan PGI merupakan rekomendasi sidang Majelis Pekerja Lengkap (MPL), Pesekutuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI) tahun 2014 di Kabupaten Merauke.
Permintaan PGI itu pun seiring dengan seruan atau desakan Gereja Kristen Injili (GKI) di Tanah Papua.
Disebutkan beberapa masalah tentang Papua yang dibicarakan dalam sidang MPL PGI di Merauke, di antaranya, kemiskinan dan populasi orang asli Papua yang semakin hari semakin berkurang.
“Khusus masalah populasi ini, melalui sidang MPL direkomendasikan kepada PGI guna ditindaklanjui dalam hal ini melakukan studi penelitian untuk mencari penyebabnya sehingga merekomendasikan kepada pemerintah untuk mengatasi masalah itu,” katanya di Merauke, Senin (20/1/2014).
Jika pemerintah tidak mengindahkan rekomendasi MPL, maka disarankan memperhatikan kearifan lokal.
Menurut Gultom, konsep kearifan lokal mengedepankan hak masyarakat pemilik ulayat dan menjaga keseimbangan ekologi.
Disebutkan, dari hasil kajian, beberapa proyek MIFEE yang sudah mulai berjalan melupakan hak-hak masyarakat lokal.
“Jadi, itulah beberapa rekomendasi tentang masalah di Papua yang dihasilkan dalam sidang MPL PGI seluruh Indonesia yang dipusatkan di Merauke 2014. Masih ada rekomendasi lain, namun belum diputuskan sebab masih dalam pembahasan,” kata Gultom.
Sumber: http://suluhpapua.com/read/2014/01/21/pgi-minta-pemerintah-hentikan-proyek-mifee-di-merauke/