Central Cipta Murdaya

(PT Hardaya Sawit Papua, PT Hardaya Sugar Papua)

ccmSebuah konglomerat Indonesia yang secara aktif membuka lahan untuk tebu dan kelapa sawit.

Last Updated 28/07/13

Deskripsi Perusahaan: Central Cipta Murdaya adalah sebuah konglomerat yang bergerak dalam berbagai bidang bisnis. Fokus utama adalah bidang ICT dengan Berca, dan grup ini juga terkenal karena memiliki pabrik sepatu yang memproduksi Nike. CCM juga mengendalikan bisnis kehutanan di Kalimantan dengan nama Intracawood.

Dimiliki oleh: Pasangan suami istri Murdaya Widjawimarta Poo dan Siti Hartati Murdaya menjalankan berbagai perusahaan di bawah payung Central Cipta Murdaya. Diketahui secara luas sebagai kroni dari Suharto, penghasilan awal mereka datang dari akses eksklusif ke berbagai kontrak PLN.1 Mereka adalah pemeluk Buddha dan pemimpin dari organisasi Walubi yang merupakan satu-satunya organisasi Buddha yang diizinkan beroperasi di Indonesia pada zaman Suharto. Pasangan ini berada di posisi 14 pada daftar orang-orang terkaya di Indonesia versi Forbes pada 2011.

Rencana di Merauke: Tiga rencana perkebunan di Merauke dapat dilacak kembali ke kerajaan bisnis Murdaya Poo dan Siti Hartati Murdaya: sebuah pengajuan atas nama PT Central Cipta Murdaya sendiri, dan dua lagi atas nama PT Hardaya Sugar Papua dan PT Hardaya Sawit Papua, yang akan membuka lahan kelapa sawit. Direktur Jenderal Infrastruktur pada Kementerian Pertanian, Sumarjo Gatot Irianto, mengatakan pada bulan Agustus 2011 bahwa grup Murdaya akan memulai operasionalnya pada tahun 2013.2 Keputusan Mahkamah Agung pada bulan Agustus 2011 memberikan lampu hijau untuk PT Hardaya Sawit setelah kasus yang panjang dengan PT Sawit Nusa Timur, yang telah mengajukan tuntutan hukum karena izin mereka dibatalkan demi membuka jalan untuk PT Hardaya Sawit Papua.

Penuturan Masyarakat: Pada 2011, perwakilan dari PT Hardaya Sugar Papua telah mendekati masyarakat Kampung Koa, yang tidak menjual lahannya.3 Pada bulan April 2011 Bupati Merauke Romanus Mbaraka, mengantisipasi bahwa perkebunan Murdaya akan segera membuka lahannya, mengumumkan bahwa pemerintah lokal akan melakukan intervensi dalam memetakan lahan adat, termasuk lahan dari tiap suku, untuk menghindari pengulangan konflik yang terjadi antara Medco dan penduduk Sanggase.4
(UPDATE) Pada bulan Juli 2013, ketiga perusahaan di bawah bendera Murdaya ini dilaporkan secara aktif mengurus izinnya, termasuk AMDAL. Konsesi dari PT Central Cipta Murdaya dilaporkan telah membayar warga lokal atas tanah mereka, tapi belum mulai membuka lahan. PT Hardaya Sugar Papua dan PT Hardaya Sawit Papua dilaporkan belum membeli lahan.

Bisnis grup ini tak pelak lagi menerima pukulan berat setelah beberapa pimpinannya, termasuk Siti Hartati Murdaya, didakwa melakukan penyuapan atas Bupati Buol di Sulawesi Tengah dengan Rp 3 milyar untuk membuka perkebunan. Siti Hartati dihukum 32 bulan penjara, dan seorang direktur Totok Lestiyo masih diselidiki oleh Komisi Pemberantasan Korupsi.5
Alamat: CCM Building, 78 Jl. Cikini Raya, Jakarta, 10330, Indonesia

Tel. 213149088

1. http://www.angelfire.com/rock/hotburrito/tni/2aditjondro201100.html

2. http://www.bisnis-kti.com/index.php/2011/08/food-estate-di-merauke-masih-tunggu-rtrw/

3. http://blog.insist.or.id/sorak/archives/1546

4. http://www.bintangpapua.com/tanah-papua/9936-pemkab-jembatani-perusahaan-dengan-pemilik-ulayat

5. http://www.thejakartaglobe.com/news/kpk-names-new-suspect-in-hartati-palm-oil-corruption-probe/

Tulis sebuah Komentar

Your email is never published nor shared. Required fields are marked *

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>

*
*