Kronologi peristiwa kekerasan aparat yang menyebabkan meninggalnya Rony, warga Sanggase, Merauke:
Tanggal 31 Desember 2013 (malam)
Korban dan warga di Sanggase sedang acara hiburan dengar musik dan minum alkohol, lalu terjadi keributan pertengkaran antara korban dan operator pemutar lagu, karena pengaruh minuman alkohol, lalu didamaikan warga.
Tanggal 1 Januari 2014 (pagi)
Korban masih marah dengan operator dan beberapa warga, korban menggunakan pelepah kelapa memukul seseorang lalu terjadi perkelahian dan melibatkan banyak orang;
Polisi yang datang ke tempat kejadian lalu menangkap lima orang dan membawanya ke Polsek Okaba. Di kantor Polsek, mereka kemudian dipukul dan dicambuk dengan tali yang sudah dililit sedemikian rupa.
Selanjutnya, korban dibawa masuk ke ruangan dan terdengar berteriak diperkirakan karena siksaan yang melibatkan petugas Polsek bernama Markus atau Max dan peugas Satpam Astra bernama Andre Paat. Orang diluar hanya mendengar suara korban yang merintih kesakitan hingga hilang tidak terdengar.
Pada malam tanggal 1 Januari
Mereka diinapkan di ruangan terpisah, empat orang menempati ruangan sendiri dan korban ruangan lainnya.
Tanggal 2 Januari 2014
Empat orang yang sudah bangun tidak mendengar suara kawannya, mereka melihat ke dalam ruangan dan menemukan kawannya yang sudah tidak bergerak. Lalu mereka melapor kepada petugas jaga dan mereka dimintakan untuk membawa kawannya ke rumah sakit di Okaba.
Petugas rumah sakit yang memeriksa korban mengatakan bahwa korban sudah mati sebelum sampai di rumah sakit, sehingga mereka diminta untuk membawa kembali korban ke kantor polisi.
Saat membawa korban menuju kantor polisi, petugas pastor setempat (Beni Marko) menegur dan meminta mereka membawa korban ke kampung dengan kendaraan milik petugas distrik.
Tanggal 3 Januari 2014
Korban dikuburkan di Kampung Sanggase
Kronologi ini merupakan update dari berita sebelumnya: https://awasmifee.potager.org/?p=728&lang=id