Empat perusahaan yang beroperasi di Distrik Muting dan Ulilin Kabupaten Merauke diminta untuk mempekerjakan orang asli Papua terutama pemilik hak ulayat. Empat perusahaan yang beroperasi dua distrik tersebut, yakni PT. BIO, PT. Cahaya Bone Lestari, PT. Agre Nusa Cipta Persada, dan PT. Berkat cipta Abadi (BCA). Keempatnya bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit.
Ketua Adat Malind Bianim Distrik Muting, Merauke Imanuel Basik Basik mengungkapkan, empat perusahaan yang beroperasi sejak dua tahun lalu itu belum merekrut anak-anak asli Papua, khususnya pemilik hak ulayat sebagai tenaga kerja. Pada hal, kata Imanuel Basik-basik perjanjian tertulis antara pihak perusahaan dan masyarakat pemilik hak ulayat tentang rekrutmen tanaga kerja asli Papua sudah dilakukan
“Sudah ada surat perjanjian dengan empat perusahaan tersebut dalam hal perekrutan tenaga kerja asli Papua pasca perusahaan tersebut beroperasi, namun hingga kini belum di tindak lanjut,” ungkap Ketua Adat Malind Bianim Distrik Muting Imanuel Basik Basik
Berdasarkan data Dinas Kehutanan dan Perkebunan Merauke, empat perusahaan perkebunan kepala sawit itu beroperasi di atas lahan hak ulayat milik masyarakat adat Malind Bianim Muting, dengan luas lahan masing-masing, PT. Bio kurang lebih 40 ribu hektar, PT. Cahaya Bone Lestari 403 hektar (Sistem swakelola), PT. Agre Nusa Cipta Persada 33.540 hektar, dan PT. Berkat Cipta Abadi (BCA) 14.525,8 hekter.
Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Merauke Ir. Efendy Kanaan mengungkapkan dari empat perusahaan yang beroperasi di Distrik Muting dan Ulilin, satu perusahaan merupakan swakelola.” PT. Cahaya Bone Lestari merupakan perusahaan swakelola di mana hasil dari produksi perusahaan dibagi 30 persen untuk masyarakat pemilik hak ulayat dan 70 persen untuk perusahaan hal itu dilakukan kerena ada sekitar 363 hektar lahan masyarakat yang dikelola perusahaan, sementara 60 hektar lahan milik pemerintah daerah,” beber Efendy Kanaan.
Sumber: Bintang Papua http://bintangpapua.com/index.php/lain-lain/papua/papua-selatan/item/12061-masyarakat-adat-minta-perusahaan-pekerjakan-orang-asli-papua