Masyarakat Yei menyatakan menolak perusahaan perkebunan tebu milik Wilmar Group dihadapan manager lapangan perusahaan Wilmar saat hendak bernegosiasi dengan pemimpin marga Yei dan warga di Kampung Torai, Distrik Sota, pada Senin, 23 September 2013.
Tokoh Masyarakat Yei, Pendeta Lambert Bakujai, menceritakan perusahaan Wilmar merencanakan akan mengembangkan perkebunan tebu di wilayah adat Yei di Torai hingga daerah Poo. Tetapi masyarakat sepakat menolak perusahaan Wilmar.
“Kami Orang Yei sudah banyak memberikan tanah yang luas untuk program transmigrasi pemerintah di Bupul dan Jagebob, jadi tanah kami sudah kecil dan sisanya akan kami gunakan untuk masyarakat, tidak untuk perusahaan lagi”, ujar Pendeta Lambert Bakujai.
“Saya juga sudah punya pengalaman dan melihat kehidupan Orang Marind yang tanah-tanahnya diambil perusahaan. Kehidupan Orang Marind tidak ada perubahan dan kelihatan semakin miskin. Karenanya, saya berkeputusan hari ini juga saya tidak menerima perusahaan yang ingin masuk di wilayah adat kami” kata Pendeta Lambert Bakujai, yang disambut setuju oleh warga. Hadir dalam pertemuan tersebut, anggota DPR RI asal Papua, Agustina Basik-basik, yang turut mendukung aspirasi masyarakat setempat.
Perwakilan Wilmar, Budi, menjelaskan rencana perusahaan, tetapi masyarakat tetap menolak dan meminta perusahaan Wilmar untuk meninggalkan wilayah adat Yei. (Ank, Sept 2013)
[catatan awasMIFEE: Laporan ini merupakan berita pertama tentang sikap warga terhadap kegiatan Wilmar dekat perbatasan PNG. Lebih arah barat warga Kampung Ba’ad, Wayau dan Koa sudah lama menolak investasi anak perusahaan lain Wilmar bernama PT Anugerah Rejeki Nusantara, seperti dikabarkan sebelumnya di awasMIFEE]
Sumber: http://pusaka.or.id/masyarakat-yei-menolak-perusahaan-tebu-wilmar-group/