Jayapura, 10/10 (Jubi) – Dana sebesar Rp69 triliun yang diperoeh dari hasil Kerjasama bilateral antara Presiden Republik Indonesia Bambang Yudhoyono dengan Presiden Republik Rakyat China Xi Jinping tentang investasi di Indonesia, adalah untuk Provinsi Papua dan Kalimantan.
“Jadi dana sebesar Rp69 triliun dari China untuk investasi adalah untuk Papua dan Kalimantan. Jadi belum diketahui berapa besar dana yang akan diinvestasikan China di Tanah Papua,” kata Kepala Biro Humas dan Protokoler Setda Papua, F.X Mote kepada wartawan, di Jayapura, Kamis (10/10)
Alokasi anggaran tersebut dipergunakan untuk investasi Pemerintahan Negara China dalam membangun Papua, khususnya di bidang infrastruktur soft dan hard. Dimana, untuk pembangunan infrastruktur soft berupa jalan jembatan, pelabuhan, listrik, air bersih, dan sebagainya.
Sedangkan pembangunan infrastruktur hardnya berupa peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) di berbagai bidang, seperti pendidikan, kesehatan, dan bidang teknik serta bidang lainnya. ”Ini juga jelasnya nanti bersama Pemerintah Provinsi Papua membuat sebuah perencanaan kedepannya dengan Pemerintah China yang terintegrasi untuk membangun Papua dengan semangat gotong-royong,” jelasnya.
Untuk itu, Gubernur Papua mengharapkan kepada semua satuan perangkat kerja daerah (SKPD) dan stakeholder yang ada di Provinsi Papua agar segera merencanakan program-program yang sesuai dengan MoU yang telah ditandatangani antara Pemerintah China dengan Pemerintah Indonesia.
Disamping itu pula, hendaknya semua pihak dapat memberikan rasa aman, nyaman di lingkungannya masing-masing, supaya program innvestasi dari berbagai pihak yang diarahkan untuk rakyat Papua bisa berjalan secara optimal, didalam mengangkat harkat dan martabat rakyat Papua, menuju Papua Bangkit, Mandiri dan Sejahtera.
“Ini juga jelasnya nanti bersama Pemerintah Provinsi Papua dalam hal ini SKPD-SKPD harus mampu membuat sebuah plan kedepannya dengan Pemerinta China yang terintegrasi untuk membangun Papua dengan semangat gotong-royong,” katanya.
Sebelumnya, Vice President Direktur Indika Energy Group Arsjad Rasjid menjelaskan, saat ini mencoba membangun kerjasama antara China – Indonesia. Karena saat ini Pemerintah China pun sedang mencari. Pasalnya Negara ini sudah over capacity atau kelebihan kapasitas, sehingga harus juga mencari keluar untuk investasi.
“Setelah melihat ini, salah satu yang mereka sangat tertarik sekali ke Indonesia khususnya Papua. Dimana pembangunannya bisa membantu banyak. Dengan pengalaman China di bidang ekonomi dan pengalaman infrastruktur yang mereka lakukan dalam waktu 20 tahun dengan sangat cepat,” kata Arsjad.
Fokusnya nanti adalah untuk membangun infrastrutur di Papua. Sebab dimanapun dan juga Indonesia sekalipun sekarang sektor infrastruktur terus didorong. Sebab kalau sampai infrastruktur terpenuhi tidaklah sulit.
“Nantinya ada dua infrastruktur yakni infrastruktur yang soft dan juga hard. Hard untuk pembangunan jalan, pembangkit listrik, pembangunan pelabuhan dan lainnya sedangkan soft Human Development Edukasi atau pembangunan sumber daya manusia. Dimana pembangunan untuk bekerjasama, bagaimana pembuatannya secara teknis. Jadi dua infrastruktur yang akan coba dibangun di Papua. yakni untuk pembangunan SDA dan SDM-nya. Namun demikian ini membutuhkan proses yang cukup panjang, dengan perencanaan awalnya harus dilakukan. Selain itu juga bagaimana proses kerjasama dengan pemerintah daerah untuk bagaimana melihat akan hal ini,” jelasnya. (Jubi/Alex)
Sumber: http://tabloidjubi.com/2013/10/10/dana-69-triliun-untuk-papua-dan-kalimantan/