(PT Agrinusa Persada Mulia, PT Agriprima Cipta Persada)
Dimiliki oleh adik dari pendiri Wilmar Martua Sitorus, Ganda Group telah merampas hutan alam untuk dua perkebunan sawit. |
last updated 25/07/13
Deskripsi perusahaan: Perkebunan Agro Mandiri Semesta adalah sebuah perusahaan kelapa sawit milik Ganda Sitorus, adik dari pendiri Wilmar Martua Sitorus.
Rencana di Merauke: Dua anak perusahaan, PT Agrinusa Persada Mulia (40.000 ha) dan PT Agriprima Cipta Persada (33.540 ha) telah mendapatkan izin lokasi untuk perkebunan sawit di Kecamatan Muting dan Ulilin. PT Agriprima Cipta Persada sebelumnya dilaporkan di situs ini sebagai milik Wilmar, berdasarkan laporan media dari Sumatra. Akan tetapi, sekarang jelas bahwa perusahaan ini saat ini dimiliki oleh Ganda Group.
Penuturan masyarakat: Kedua anak perusahaan telah berusaha mendapatkan lahan dari masyarakat adat dengan harga murah, dengan lumayan sukses Jakarta Post melaporkan pada 1 Juni 2012 bahwa PT Agriprima Cipta Persada membayar Rp 2 milyar (US$207 ribu) kepada sembilan suku di Desa Marimbian. Ketika dibagi ke seluruh keluarga, ini berarti masing-masing mendapatkan Rp 20.000 – Rp 50.000 dan mereka dilaporkan menyesali keputusan ini.1 Sementara itu pada Maret 2013 sumber dari pemerintahan lokal melaporkan mereka telah mengatur pembelian lahan, bersama dengan pihak militer, di Kampung Bupul, dengan penduduk desa diberikan kompensasi sebesar Rp 300.000 ($30) per hektar.2
Akan tetapi, pihak luar yang datang ke sana melaporkan bahwa beberapa suku masih menolak menjual lahan mereka di area konsesi PT Agriprima Cipta Persada.
Penduduk desa juga menuduh PT Agriprima Cipta Persada tidak menepati janji mereka untuk membangun fasilitas pendidikan. 3
Kedua perusahaan mengalami kendala karena, pada Juli 2013, Kementrian Kehutanan menolak permintaan mereka untuk menebangi hutan untuk perkebunan. Mereka harus mengajukan permintaan ulang. Sebagian hutan telah dibuka untuk keperluan pembibitan sawit.4
Konflik-konflik lain di seputar Papua dan Indonesia: Kisah mengenai PT Asiatic Persada (PT AP) di Provinsi Jambi, Sumatra, memberikan indikasi hubungan antara PT AMS Plantations dan Wilmar Group. Wilmar membeli PT AP pada tahun 2006, mewarisi konflik lahan dengan masyarakat asli Batin Sembilan. Konflik ini muncul pada Juli 2006 ketika penduduk sebuah desa diusir oleh Brimob Polisi bersenjata dan buldozer PT AP menghancurkan rumah-rumah. Sebuah koalisi LSM-LSM memantau kasus ini, melakukan protes ke International Finance Corporation (IFC)-nya Bank Dunia, yang mendanai Wilmar, dan Round Table on Sustainable Palm Oil (RSPO), di mana Wilmar menjadi salah satu anggotanya.5 Akan tetapi, ketikas proses mediasi IFC masih berjalan, Wilmar cuci tangan dengan menjual PT AP ke PT AMS dan sebuah perusahaan lain, Prima Fortune International Ltd.6 PT AMS lebih “liar” dari Wilmar karena tidak harus menaati aturan IFC maupun RSPO. Mereka masih menjual hasil produksinya ke Wilmar.
1. https://awasmifee.potager.org/?p=310
2. https://awasmifee.potager.org/?p=363
3. https://awasmifee.potager.org/?p=304
4. https://awasmifee.potager.org/?p=367
5. http://www.forestpeoples.org/sites/fpp/files/publication/2011/11/final-report-pt-ap-nov-2011-low-res-1.pdf
6. http://www.forestpeoples.org/topics/palm-oil-rspo/publication/2013/complaint-regarding-wilmar-group-s-sale-agreement-pt-asiatic-p