Texmaco

(PT Merauke Rayon Jaya)

Walaupun Texmaco telah keluar dari Merauke beberapa tahun yang lalu, perusahaan perkayuan ini masih mungkin memiliki izin untuk meneruskan operasinya dan masih aktif di lokasi.

Last Updated 29/07/2013

Deskripsi perusahaan: PT Merauke Rayon Jaya adalah satu dari 20-an perusahaan yang tergabung dalam grup Texmaco milik Marimutu Sinivasan, sebuah konglomerat Indonesia. Sebelumnya perusahaan ini juga dikenal sebagai PT Maharani Rayon Jaya.

Dimiliki oleh: Marimutu Sinivasan adalah pendiri dari grup Texmaco. Ia dekat dengan Presiden Suharto, dan punya hubungan bisnis dengan anggota keluarga Suharto, termasuk Siti Hediati Hariyadi yang juga terkait dengan PT Maharani Rayon Jaya pada saat itu.1 Pada saat krisis moneter, Texmaco menderita kerugian akibat utang terbesar dari semua perusahaan Indonesia, tapi Marimutu Sinivasan masih diperbolehkan menjalankan perusahaannya.2

Rencana di Merauke: Keterlibatan Texmaco di Merauke adalah bagian dari kisah panjang rencana perkebunan di area ini, yang sepertinya ingin dibangun kembali oleh perusahaan ini. Texmaco mewarisi rencana lahan 206.800 hektar setelah perusahaan Amerika Serikat Scott Paper menarik diri dari area ini, diikuti oleh rekanannya Astra. 3 Texmaco terbelit masalah utang tak lama sesudahnya dan tidak melanjutkan membuka perkebunannya. Akan tetapi Texmaco mengajukan perpanjangan izin pada tahun 2008, dengan rencana kerja baru, dengan beberapa perubahan, izin baru diberikan pada tahun 2009. Sebuah LSM, Greenomics, telah mengajukan keberatannya, karena 120 ribu hektar, atau mayoritas, yang dialokasikan untuk Texmaco, adalah hutan primer, yang seharusnya tidak ditebang. 4 Sekjen Kementerian Kehutanan Hadi Daryanto mengatakan pada bulan Juni 2011 bahwa Merauke Rayon Jaya adalah satu dari 16 perusahaan yang masih berkomitmen pada proyek MIFEE.5

Pada bulan Februari 2013, nama PT Merauke Rayon Jaya muncul di pemberitaan ketika dua anggota tim surveinya hilang di tengah hutan. Mereka kembali dengan selamat 19 hari kemudian.6

Tanah yang dibeli Texmaco pada tahun 1995 dan telah ditelantarkan telah lama diduduki oleh petani lokal untuk menanam padi. Pada bulan Juni 2013, dilaporkan bahwa Texmaco ingin mengambil alih tanah 2.000 hektar ini. Tidak mengagetkan bila para petani merasa gelisah.7

1. http://www.angelfire.com/rock/hotburrito/suharto/suhartocompanies.doc

http://www.scribd.com/doc/39490988/State-of-the-Forest

2. http://www.atimes.com/atimes/Southeast_Asia/ED19Ae02.html

3. http://www.downtoearth-indonesia.org/story/twenty-two-years-top-down-resource-exploitation-papua

4. http://www.greenomics.org/news%5CNews_20100323_kt.doc

5. http://en.bisnis.com/articles/16-investors-secure-land

6. http://www.portalkbr.com/nusantara/papua/2506740_4263.html

7. http://www.portalkbr.com/nusantara/papua/2678655_5512.html

Tulis sebuah Komentar

Your email is never published nor shared. Required fields are marked *

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>

*
*