Astra Agro Lestari

(PT Darma Agro Lestari)

astra_smAstra Agro Lestari adalah sebuah operator perkebunan sawit yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh sebuah perusahaan asal Inggris. Mereka menjadi perusahaan terbaru yang bergabung dengan tren perkebunan tebu di Merauke.

Last updated 07/08/2013

 Deskripsi perusahaan: Astra Agro Lestari adalah sebuah usaha perkebunan yang merupakan bagian dari Astra International Group. Jika Astra International memiliki bisnis terdiversifikasi yang terkenal dengan produksi otomotifnya, Astra Agro Lestari selama ini hanya berfokus pada sawit. Di Merauke, perusahaan ini memulai usaha barunya di bidang perkebunan tebu.

Dimiliki oleh: Astra Agro Lestari terdaftar di Bursa Efek Indonesia, walaupun 79,7% sahamnya dimiliki oleh Astra Internasional. Mayoritas (50,11%) saham dari Astra Internasional dimiliki oleh Jardine Matheson Holdings Limited, sebuah perusahaan Inggris yang berbasis di Hong Kong, sisa sahamnya juga diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia.

Rencana di Merauke: Dengan stok pohon sawit yang sudah menua dan lahan baru makin sulit dicari, Astra Agro Lestari telah mengumumkan untuk melakukan diversifikasi dengan produksi gula tebu di Papua.1 Sebuah perusahaan yang terkait dengan Astra, PT Darma Agro Lestari, telah melakukan survei lahan di daerah bekas konsesi PT Digul Agro Lestari di Kecamatan Tubang. Konsesi ini diberikan untuk perkebunan 40 ribu hektar, tapi dalam beberapa wawancara media, juru bicara Astra selalu mengacu ke lahan 20 ribu hektar. AwasMIFEE belum mengetahui luasnya izin dari Pemerintah Kabupaten Merauke.

Penuturan masyarakat: Warga lokal melaporkan bahwa Astra telah mendirikan basis di Kampung Welbuti. Mereka tidak meminta izin, tapi langsung pindah. Astra berusaha membujuk warga lokal dengan tawaran pelayanan kesehatan dan pendidikan. Mereka membawa beberapa guru sekolah, tapi warga lokal merasa bahwa guru-guru ini terlihat mencurigakan seperti anggota Kopassus.

Telah ada penolakan yang keras atas investasi korporasi di Kecamatan Tubang dan Ilwayab. Kebanyakan desa sekarang memasang pengumuman bahwa masyarakat menolah menjual tanah mereka, dan penanda tradisional ‘sasih’ menghalangi jalan masuk. Terdapat kesepakatan antar desa bahwa tidak seorang pun boleh menjual tanahnya. Pernyataan dari forum warga dan intelektual suku Marind Woyu Maklew (FORMASI SSUMAWOMA) menegaskan keputusan yang diambil pada beberapa pertemuan adat yang dihadiri oleh perwakilan setiap desa, dan mengemukakan alasan penolakan warga.2

Konflik lain di Papua dan Indonesia: Ini bukanlah kali pertama Astra memasuki kawasan Merauke. Pada akhir 1980-an, mereka terlibat dalam sebuah kerjasama dengan Scott Paper untuk memroduksi kertas. Astra keluar pada tahun 1992 karena masalah keuangan.3

Pada beberapa tahun terakhir, kasus terburuk yang melibatkan Astra adalah di lahan gambut Tripa di Aceh di mana anak perusahaan Astra PT Kallista Alam secara terus-menerus membakar hutan secara ilegal di salah satu dari sedikit tempat yang merupakan habitat orangutan Sumatra, sekitar 100 di antaranya diperkirakan tewas terbakar. Gubernur Aceh memberikan izin walaupun daerah tersebut jelas-jelas termasuk dalam daerah moratium kawasan hutan. Enam bulan kemudian, daerah ini dikeluarkan dari peta moratorium. Setelah protes besar-besaran, izin PT Kallista Alam akhirnya dibatalkan.4

Alamat: PT Astra Agro Lestari Tbk
Jl. Puloayang Raya Blok OR1
Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta 13930
Telp. 021-4616555

http://www.astra-agro.co.id

http://www.astra.co.id

http://www.jardines.com

1. http://kontan.realviewusa.com/?iid=55369&startpage=page0000003

2. https://awasmifee.potager.org/?p=352

3. http://www.downtoearth-indonesia.org/story/twenty-two-years-top-down-resource-exploitation-papua

4. http://ran.org/sites/default/files/tripa_ran_truth_and_consequences.pdf , http://www.redd-monitor.org/2012/03/28/the-tripa-peatswamp-in-aceh-is-ablaze-despite-the-moratorium/