Dua Berita Pers tentang Aksi Pemalangan di Kantor Mayora

Masyarakat-ikat-simbol-adat-di-depan-Kantor-PT-Mayora

Kantor PT. Mayora Dipalang – Papua Pos

MERAUKE [PAPOS] – Setelah melakukan pertemuan bersama di Payum pada Minggu (11/8), masyarakat Marind dari tiga distrik yakni Okaba, Ilwayab dan Tubang yang berjumlah puluhan orang, mendatangi Kantor PT Mayora di Jalan Ternate.

Kedatangan mereka selain berdialog bersama dua karyawan setempat, juga melakukan pemalangan kantor itu dengan pemasangan simbol adat berupa janur.

Sebagaimana disaksikan Papua Pos, Senin (12/8), puluhan warga tersebut datang dan duduk secara bersama sama di depan teras kantor, sambil menyampaikan beberapa permasalahan terkait rencana investasi yang akan dilakukan. Sayangnya, dua orang karyawan itu, tidak dapat mengambil keputusan. Karena atasan mereka sedang tidak berada di tempat.

“Saya tidak bisa memberikan penjelasan secara detail tentang sikap masyarakat yang melakukan penolakan terhadap kegiatan investasi oleh perusahan tersebut. Kami disini hanya menjaga kantor. Tetapi yang jelas bahwa berbagai penolakan yang disampaikan oleh warga, akan segera diteruskan kepada pimpinan di tingkat pusat,” ungkap salah seorang karyawan.

Setelah kurang lebih stengah jam berdialog, datanglah Kabag Ops Polres Merauke, AKP Muhzin Neungkela. Dia pun sempat meminta kepada masyarakat agar menyampaikan terlebih dahulu jika adanya keinginan untuk mendatangi perusahan itu. Tujuannya agar anggota dapat melakukan pengamanan. “Saya baru dengar jika ada warga yang datang di perusahan. Sehingga, langsung bergerak ke sini,” ujarnya.

Sementara itu, Tokoh Intelektual Muda Marind, Leonardus Moyuen mengatakan, masyarakat dari tiga distrik telah bersepakat secara bersama-sama untuk menolak kehadiran PT Mayora di kampung-kampung. “Kami juga melakukan pemalangan terhadap kantor ini, sekaligus meminta kepada perusahan agar keluar dari Merauke. Mereka tidak boleh menjalankan dan atau melaksanakan kegiatan disini,” tegasnya.

Meskipun perusahan belum mulai melakukan aktivitas di kampung-kampung, namun masyarakat sendiri sudah saling mempersoalkan tentang batas wilayah yang sebenarnya. Jika ini tidak segera disikapi dengan cepat, maka mereka akan baku bunuh sendiri. “Ya, kami juga meminta kepada Bupati Merauke, Drs. Romanus Mbaraka, MT agar bisa memediasi sekaligus dilakukan pertemuan secara bersama sama,” pintanya. [frans]

Sumber:  http://www.papuapos.com/index.php/warta-daerah/modules-menu/item/3083-kantor-pt-mayora-dipalang

Kantor Dipalang, Investor Didesak Angkat Kaki – Tabloid Jubi

Puluhan masyarakat Marind dari tiga distrik yakni Okaba, Ilwayab dan Tubang, mendatangi Kantor PT Mayora yang beralamat di Jalan Ternate. Kedatangan mereka tidak lain untuk berdialog bersama pihak perusahan, sekaligus mendesak agar segera angkat kaki dari Merauke dan tidak boleh melakukan berbagai aktivitas di kampung-kampung.

Pantauan tabloidjubi.com, Senin (12/8), selain melakukan dialog, mereka juga memasang  atribut adat  di depan pintu masuk kantor tersebut, sekaligus meminta agar tidak boleh ada aktivitas yang dilakukan. Kurang lebih dua jam lamanya, masyarakat sempat melakukan dialog bersama salah seorang karyawan di teras Kantor.

Disaat sempat berlangsung dialog, datanglah Kabag Ops Polres Merauke, Muhzin Neungkelan. Diapun sempat meminta kepada masyarakat agar harus menyampaikan terlebih dahulu rencana untuk datang ke kantor tersebut. “Ya, tujuannya tidak lain agar aparat keamanan bisa melakukan pengamanan selama berlangsung dialog,” ujar Muhzin.

Tokoh Intelektual Muda Marind, Leonardus Moyuen mengatakan, masyarakat yang datang, tidak mempunyai suatu niat buruk untuk merusak kantor itu. “Kami hanya ingin melakukan dialog secara bersama-sama, sekaligus mendesak perusahan agar segera keluar dari Merauke. Tidak boleh membuat perencanaan sekaligus melakukan  berbagai kegiatan di kampung-kampung yang tersebar di tiga distrik,” tegasnya.

Diakui jika sampai sekarang, belum ada kegiatan yang dijalankan oleh PT Mayora. Hanya saja, masyarakat di kampung-kampung, sudah saling bermusuhan. Karena sama-sama mengklaim tentang batas wilayah. Semua itu akibat ulah dari investor yang sudah masuk secara diam-diam dan ‘merayu’ masyarakat setempat.

Dia juga meminta agar Bupati Merauke, Romanus Mbaraka segera memediasi agar dilakukan pertemuan kembali. Artinya, pihak pihak berkompoten seperti instansi terkait, dewan sebagai perpanjangan tangan rakyat, investor serta utusan masyarakat dari setiap kampung, duduk dan dibicarakan sekaligus dicarikan jalan keluar penyelesaian

Sumber: http://tabloidjubi.com/2013/08/12/kantor-dipalang-investor-didesak-angkat-kaki/

 

This entry was posted in Berita Merauke and tagged , , , . Bookmark the permalink. Comments are closed, but you can leave a trackback: Trackback-URL.